Kerajaan ini memang kurang begitu populer di kalangan masyarakat Jawa Barat, karena kerajaan ini memang tergolong kecil. Kerajaan Timbanganten merupakan Kerajaan yang berada dibawah dominasi Kerajaan Pajajaran. Kerajaan ini memiliki cakupan wilayah yang cukup luas, terdiri atas sembilan daerah yang disebut "Ukur Sasanga", yang salah satu wilayahnya adalah wilayah Tatar Ukur (sekarang Bandung) dengan ibukotanya yaitu Tegalluar. Namun setelah Kerajaan Pajajaran runtuh di tahun 1579, Tatar Ukur menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Sumedanglarang (penerus Kerajaan Pajajaran).
Berikut ini adalah Raja-Raja Daerah di Kerajaan Timbanganten :
1. PRABU MARAJAPUTRA
Seorang raja muda belia, merupakan putra dari Prabu Surawisesa (Raja Pajajaran pengganti Prabu Siliwangi). Oleh rakyat Timbanganten, dijuluki Sunan Burung Baok. Dalam menjalankan tampuk kekuasaan, beliau dibantu oleh seorang Patih bernama Dalem Pasehan. Prabu Marajaputra tidak lama menjadi Raja Timbanganten, karena ditarik kembali ke Pakuan Pajajaran.
2. SUNAN PERMANA DIPUNTANG
Sunan Permana Dipuntang diangkat menjadi Raja menggantikan kakaknya (Prabu Marajaputra). Untuk bekal dalam memimpin negara, beliau memperoleh senjata pusaka dari Ayahnya (Prabu Surawisesa), berupa sebilah Keris bernama Ki Rangga Jaruju dan sebuah tombak bernama Ki Candi Upas.
Sunan Permana Dipuntang mendirikan Ibukotanya yaitu Mandalapuntang di kaki Gunung Galunggung.
3. RATU WIRANATAKUSUMAH
Beliau merupakan anak dari Sunan Permana Dipuntang. Dilihat dari silsilahnya, Ratu Wiranatakusumah merupakan keturunan ke-6 dari Prabu Jayadewata / Prabu Siliwangi.
Pada masa kekuasaannya, beliau kemudian memindahkan Ibukota negaranya ke Tambakbaya dan membawa Timbanganten kedalam kesejahteraan sehingga beliau dikenal sebagai seorang raja yang bijaksana dan sangat dihormati oleh seluruh rakyatnya.
Ratu Wiranatakusumah memimpin Kerajaan Timbanganten sampai saat Kerajaan Pajajaran mengalami keruntuhan (1579). Karena itu dapat dikatakan, bahwa Ratu Wiranatakusumah adalah Raja Timbanganten terakhir yang bernaung di bawah panji-panji Pajajaran. Setelah wafat, beliau dimakamkan di Cangkuang, Leles dan pada tahun 1989 makamnya dipindahkan ke Makam Leluhur Bandung di Dayeuh Kolot.
4. DALEM WIRAKARAMA
Setelah Ratu Wiranatakusumah wafat, Kerajaan Timbanganten dilanjutkan oleh putra sulungnya yang bernama Dalem Wirakrama. Sejak Dalem Wirakrama inilah, Kerajaan Timbanganten memulai hubungan dengan Mataram (di bawah kekuasaan Mataram). Dalem Wirakrama wafat di Mataram.
Pada saat Dalem Wirakrama wafat, putra-putranya belum ada yang dewasa untuk menggantikannya. Karena itu Kerajaan Timbanganten dirajai oleh adiknya yang bernama Dalem Wirawinangun.
5. DALEM WIRAWINANGUN
Dalem Wirawinangun diangkat menjadi mantri agung (bupati) wilayah Bandung dengan gelar Tumenggung Wirawinangun oleh Sultan Agung Mataram, untuk mengisi pucuk pimpinan daerah priangan yang saat itu dibagi menjadi tiga wilayah kekuasaan. Bupati Bandung Tumeggung Wirawinangun beserta pengikutnya dari Mataram kembali ke Tatar Ukur, dan kemudian Tumenanggung Wirawinangun bersama rakyatnya membangun Krapyak, sebuah tempat yang terletak di tepi Sungat Citarum dekat muara Sungai Cikapundung, (daerah pinggiran Kabupaten Bandung bagian Selatan) sebagai ibukota kabupaten. Sebagai daerah pusat kabupaten Bandung, Krapyak dan daerah sekitarnya disebut Bumi Ukur Gede.
6. DALEM WIRAKUSUMAH
Dikarenakan Dalem Wirawinangun wafat dalam usia muda, sedangkan putranya yang bernama Raden Ardikusumah masih kecil dan belum dapat menggantikannya, maka posisi bupati diserahkan pada adiknya yang bernama Dalem Wirakusumah.
Perlu diketahui, meskipun sistem pemerintahan Timbanganten sudah dijabat oleh seorang bupati, tetapi penggantian kekuasaan masih menggunakan sistem kerajaan (bupati digantikan oleh keturunannya). Keadaan demikian akibat kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh Mataram, sehingga bupati yang memerintah saat itu bertindak tak ubahnya seperti raja, antara lain memiliki hak penuh bagi rakyatnya (seperti mengadili, memungut pajak, dan lain-lain).
Kerajaan Timbanganten pun berakhir, dan kedudukan raja digantikan oleh bupati.
maaf sejarahnya nyasar jauh, mohon di teliti kembli berdasar naskah dan peninggalan di bekas kerajaan mandala puntang
ReplyDeletePerkawis perbedaan, mangga didiskusikeun, wa. 087786601801
Delete