Mempelajari budaya Sunda ternyata tak hanya cukup belajar tentang objek budayanya saja. Akan tetapi perkembangan budayanya juga patut diikuti agar bisa lestari dan tidak stagnan begitu saja. Salah satu budaya Indonesia yang telah mengantongi pengakuan dari UNESCO adalah wayang. Khusus untuk budaya Sunda, ada wayang golek yang menjadi ciri khas tanah Pasundan.
Wayang golek memang semakin terkenal di tanah air. Namun, apa jadinya jika seorang dalang wayang golek mengeluh tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah dalam hal pengembangan seni budaya?
Wayang golek memang semakin terkenal di tanah air. Namun, apa jadinya jika seorang dalang wayang golek mengeluh tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah dalam hal pengembangan seni budaya?
Hal ini dialami oleh dalang muda di Jawa Barat, Apep AS Hudaya. Menurutnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak peduli terhadap perkembangan budaya. Buktinya, tidak mendukung kegiatan yang dilaksanakan Pepadi atau persatuan perdalangan Indonesia Jawa Barat. Apep menambahkan bahwa selama lima tahun terakhir, tidak ada dana untuk pelaksanaan pelatihan maupun pendidikan tentang kebudayaan khususnya wayang golek. Kebetulan Apep memang ada di bagian Diklat.
Apep juga sempat membandingkan dengan provinsi tetangga, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mendapatkan perhatian dari pemerintah provinsinya. Hal ini membuat roda organisasi perdalangan menjadi berjalan baik.
Pendidikan dan pelatihan juga dilaksanakan dari senior ke junior. Hal ini semakin membuat wawasan perdalangan semakin meningkat. Berbeda dengan cara yang dilakukan di Jawa barat yang terkesan sendiri-sendiri. Perbandingan lain terlihat pada perkembangan pendidikan perdalangan yang semakin langka. Hal ini dibuktikan dengan dihilangkannya jurusan perdalangan di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia atau SMKI. Hilangnya jurusan perdalangan ini akibat jurusan yang sepi peminat.
Memang diakuinya, menjadi dalang tidaklah mudah. Dalang harus memiliki wawasan yang luas dalam bidang politik, seni, budaya, hukum, dan lain sebagainya. Selain itu, seorang dalang juga harus memiliki keunikan dan dana besar agar bisa berkembang. Sejauh ini, banyak dalang yang besar lahir dari dalang senior yang besar juga. Artinya, banyak orang yang berminat menjadi dalang dan bisa terkenal sebab memiliki orang tua yang juga seorang dalang. Miris. Jika ini dibiarkan, bukan wayang golek yang akan langka, melainkan dalanglah yang akan menjadi langka.
Namun, berlainan dengan apa yang diungkapkan Apep mengenai perhatian Pemprov Jabar pada wayang golek, ketua Pepadi Jabar, Tjatja Kuswara justru mengungkapkan bahwa Pemprov Jabar sangat perhatian dalam hal penggelontoran dana. Buktinya, saat ia menjabat pada tahun 2008 hingga 2013, sebanyak 100 juta rupiah telah dipercayakan pada Pepadi untuk dikelola sebaik-baiknya.
Terlepas dari perbedaan persepsi ini, semoga tujuan pelestarian kebudayaan ini dapat tercapai tanpa harus memecah belah pihak mana pun. Pelestarian budaya sejatinya bisa dicapai bersama-sama. (WJK News)
0 comments:
Post a Comment