Salah satu pembahasan tentang budaya Sunda yang hingga kini masih bisa dirasakan oleh masyarakat Sunda adalah upacara adat Sunda. Upacara adat Sunda ini beraneka macam, ada upacara adat religi, upacara adat untuk pertanian, dan lain-lain. Nah, pembahasan kali ini akan lebih dikhususkan pada topik tentang upacara adat untuk religi.
Berikut adalah upacara adat religi yang ada di Jawa Barat;
Merupakan upacara penyucian benda-benda pusaka. Upacara ini dilakukan oleh seorang juru kunci
atau kuncen untuk membuktikan bahwa mereka masih melestarikan tradisi nenek moyang sekaligus memberitahukan pada masyarakat tentang keberadaan pusaka peninggalan Sunan Rochmat Suci. Upacara ini biasanya dilakukan di Garut.
Ngunjung atau Munjung
Ngunjung dalam bahasa Indonesia berarti kunjung atau berkunjung. Upacara ini memiliki arti mengunjungi makam leluhur sebagai ungkapan rasa syukur warga. Upacara ini biasanya dilakukan di daerah Indramayu dan Cirebon. Tujuannya adalah untuk melestarikan budaya Sunda sekaligus meminta keselamatan. Biasanya dilakukan pada malam bulan Syuro dan atau Mulud atau Maulud.
Ngirab atau Rebo Wekasan
Orang Cirebonlah yang biasanya melakukan upacara adat satu ini. Kegiatan yang dilakukan pada saat rebo wekasan adalah dengan ziarah ke makam Sunan Kalijaga di hari Rabu pada Minggu terakhir di bulan Syafar. Hari Rabu diambil karena dipercaya sebagai waktu yang tepat untuk menghilangkan kesialan. Acara yang dilakukan setelah upacara adat ini adalah lomba mendayung.
Orang Cirebonlah yang biasanya melakukan upacara adat satu ini. Kegiatan yang dilakukan pada saat rebo wekasan adalah dengan ziarah ke makam Sunan Kalijaga di hari Rabu pada Minggu terakhir di bulan Syafar. Hari Rabu diambil karena dipercaya sebagai waktu yang tepat untuk menghilangkan kesialan. Acara yang dilakukan setelah upacara adat ini adalah lomba mendayung.
Nyalawean
Upacara ini bertujuan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Alun-alun Desa Trusmi di Cirebon adalah lokasi digelarnya upacara. Upacara ini dilaksanakan selama 5 hari berturut-turut, yaitu 12 hari setelah peringatan Maulid Nabi oleh Keraton Cirebon. Pada saat yang sama, dilakukan ziarah ke makan leluhur. Tujuannya, untuk mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan.
Bubur Syura
Upacara adat ini bertujuan untuk mendatangkan kesejahteraan dan ketenteraman. Digelar pada tanggal 10 Muharam di Cirebon. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, upacara ini ditujukan untuk memperingati peristiwa Nabi Nuh, tetapi ada juga yang menghubungkannya dengan Dewi Kesuburan.
Itulah keberagaman dan kepercayaan yang tertanam pada masyarakat Sunda. Keberagaman adat ini tentunya semakin memperkaya budaya Sunda. (WJK News)
terimakasih telah berbagi, saya baru tahu ada upacara adat seperti itu, oh ya saya juga punya penulisan yang sejenis yang bisa anda kunjungi disini Pariwisata Indonesia
ReplyDelete