• West Java Kingdom


    Kerajaan di Barat Jawa
    Penelusuran Sejarah antara Legenda dan Fakta

  • West Java Kingdom

    Search of the History between Legend and Fact

  • West Java Kingdom

    Seni, Tradisi, Budaya, dan Wisata Sejarah

Posted by Unknown
No comments | 7:29 PM
WEST JAVA KINGDOM
Wayang golek terdiri dari dua kata, yaitu wayang dan golek. Pemisahan kata ini dimaksudkan untuk mengetahui arti dari wayang, yang berarti wayang dan golek yang berarti mencari (dalam artian verbal) atau boneka kayu (jika ditinjau dari jenis kata benda, golek atau golekan). Wayang golek terbuat dari kayu dan termasuk satu jenis wayang yang unik karena berbentuk 3 dimensi, berbeda dengan wayang kulit dan wayang kinthil yang bentuknya lebih menyerupai gambar. Perbedaan lain yang membuatnya semakin unik adalah pakaian (kain) yang dikenakan oleh tokoh pewayangan tersebut. Persamaannya, ketiga wayang ini sama-sama digunakan untuk menyebarkan ajaran sebuah agama dan atau menyiarkan cerita-cerita tradisional kuno yang mengandung banyak ajaran moral dan spiritual.
Wayang golek mulai dikenal masyarakat sunda sejak abad ke-17, dibawa oleh kerajaan Mataram. Khusus untuk daerah pasundan, wayang golek yang banyak ditemukan adalah wayang golek purwa. Seiring dengan perkembangan zaman, wayang golek ini telah mengalami modifikasi namun tetap dan tidak meninggalkan inti dari wayang golek purwa. Untuk alur cerita, selain Mahabarata dan Ramayana yang memang sudah melegenda, sunda juga memiliki cerita lain untuk dipentaskan dengan wayang golek ini. Adalah Walangsungsang dan Rara Santang yang menceritakan tentang penyebaran agama islam.
Kemajuan wayang golek ini harus mendapat apresiasi yang luar biasa. Bagaimana tidak? Seiring dengan era modernisasi yang semakin mendesak kekayaan budaya tradisional, wayang golek nyatanya bisa bertahan dan tetap mendapat posisi terbaik di hati masyarakat dalam dan luar negeri. Keberadaannya yang bisa dikatakan lestari ini tidak lepas dari perkembangan dan promosi yang telah dilakukan oleh para seniman wayang. Sejumlah tokoh pewayangan seperti Cepot dan Semar juga semakin dikenal dan dikagumi oleh masyarakat. Semua media ikut menayangkan tradisi wayang golek yang selalu bergerak ke depan dan dinamis ini.
Memang, begitulah seharusnya kebudayaan. Lebih baik dinamis tanpa meninggalkan nilai inti dan tetap lestari dari pada statis namun kurang dicintai dan diminati, sehingga akhirnya dilupakan. Cara pelestarian ini sebenarnya bisa diterapkan pada seni-seni budaya lainnya. Kedinamisan akan budaya-budaya daerah lainnya perlu ditingkatkan dan menjadi fokus dari negeri ini, khususnya daerah yang memiliki budaya tersebut. Lagi pula, pesan moral yang dibawa dalam cerita pewayangan sangat baik untuk diajarkan pada generasi muda, karena inti dari cerita tersebut sangat mampu mengajarkan kebajikan dan tata karma dalam bersikap secara individu kepada diri sendiri, Tuhan, dan sosial kemasyarakatan. (WJK News)

0 comments:

Post a Comment

kembali ke atas
Bandung Cyber City
Persib History
Republik Design