Karinding merupakan sebuah alat musik tiup yang berasal dari Jawa
Barat. Merupakan salah satu kekayaan budaya sunda dalam hal kesenian, khususnya
seni musik. Karinding biasanya dimainkan
oleh seorang maupun grup yang terdiri dari 2 hingga 5 orang. Menurut
Ensiklopedia Sunda, karinding berarti alat bunyi-bunyian yang dibuat dari bambu
dalam karawitan sunda. Karena merupakan alat musik tiup, maka peran penting resonator dipegang
oleh rongga mulut, sedangkan tangan atau jari-jari bertindak sebagai pemukul.
Fungsi dari karinding ini dulunya
adalah sebagai penghasil suara bergelombang ultrasonik yang digunakan untuk
mengusir hama di sawah. Hal ini disebabkan suara yang dihasilkan oleh karinding
biasanya low decibel atau bersuara
rendah. Secara umum, karinding menghasilkan suara yang mirip wereng, belalang,
burung, dan yang lainnya. Pada perkembangannya, alat musik yang satu ini bisa digabungkan dengan
alat musik lain untuk
dijadikan sebuah pertunjukan. Bahkan, alat musik ini juga menjadi salah satu
pertunjukan di hotel-hotel mewah di Bandung dalam usaha pelestarian budaya
sunda.
Keistimewaan dari alat music ini
adalah dapat digunakan untuk membuat sebuah lagu karena alunan suaranya yang
indah. Hal ini disebabkan oleh resonatornya, yaitu rongga mulut. Yang
memungkinkan untuk menciptakan variasi-variasi baru secara bebas dan variatif.
Bahkan, orang pada zaman dahulu mengklaim bahwa orang yang sudah bisa menguasai
alat musik ini bisa
berbicara menggunakan karinding. Hanya saja suara yang keluar seperti suara
robot (robotik).
Karinding terbuat dari bahan yang
sederhana, yaitu pelepah kawung dan bambu. Bahan pembuatnya merupakan identitas
bagi pemakainya. Untuk karinding dengan bahan pelepah kawung biasanya dipakai
oleh kaum Adam,
sedangkan karinding dengan bahan bambu dipakai oleh kaum perempuan yang
menyimpannya di sanggul. Karinding terdiri dari 3 ruas, ruas kanan, tengah dan
kiri. Sebagai pegangan ada di ruas kiri, ruas kanan adalah bagian yang dipukul
dan tengah adalah tempat terdekat dengan mulut, di mana udara dan lidah
menjadikan suara-suara music yang indah ketika bertemu dengan getaran dari ruas
kanan. Selanjutnya ada 4 jenis nada yang dihasilkan oleh Karinding menurut abah
Olot, yaitu tonggoret, rereogan, gogondangan, dan iring-iringan. Bunyi ini
tergantung dari hasil resonansi yang dibuat atau diciptakan saat dimainkan. (WJK News)
0 comments:
Post a Comment